Laporan Keuangan di Balik Tirai Transparansi atau Sekadar Formalitas

Akuntasi.umsida.ac.id – Meski laporan keuangan diwajibkan untuk disusun secara akuntabel sesuai PSAK, praktik manipulasi demi citra positif perusahaan masih marak terjadi.

Banyak perusahaan melakukan rekayasa laporan demi menyenangkan investor atau menghindari kewajiban pajak.

Di tengah tekanan bisnis dan minimnya pengawasan, apakah transparansi keuangan masih bisa dipercaya?

Wajah Laporan Keuangan yang Tak Selalu Seindah Angkanya

Laporan keuangan seharusnya menjadi jendela transparansi yang memungkinkan publik menilai kondisi perusahaan secara objektif.

Sumber: Pexels

Namun dalam kenyataannya, dokumen ini kerap menjadi “topeng” yang dirancang untuk menyembunyikan fakta.

Alih-alih menyampaikan kebenaran, banyak perusahaan justru mempermanis laporan demi kepentingan pemilik modal atau manajemen.

Salah satu praktik manipulatif yang paling umum adalah window dressing yaitu strategi memperindah laporan agar terlihat stabil dan menguntungkan.

Misalnya, dengan menunda pencatatan beban atau mempercepat pengakuan pendapatan. Praktik ini belum tentu ilegal, tetapi secara etika jelas menyesatkan pengguna laporan.

Laporan menjadi tidak mencerminkan kondisi riil perusahaan, melainkan citra yang diinginkan.

Kasus Garuda Indonesia tahun 2018 menjadi salah satu contoh fenomenal. Perusahaan mencatat laba padahal dalam kenyataan mengalami kerugian besar.

Rekayasa tersebut dilakukan dengan mengakui pendapatan dari kerja sama jangka panjang sebagai pendapatan tahun berjalan.

Hal ini kemudian menjadi sorotan publik dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta memicu diskusi luas tentang lemahnya integritas laporan keuangan di BUMN.

Baca juga: Indonesia Masuk BRICS dan Masa Depan Ekonomi Global Pendidikan Ekonomi Harus Siap Menyambut Era Baru

Creative Accounting dan Celah di Balik PSAK

Selain window dressing, ada pula teknik yang dikenal sebagai creative accounting.

Sumber: Pexels

Ini adalah praktik manipulatif yang secara teknis masih mengikuti aturan PSAK, tetapi dengan interpretasi yang terlalu “kreatif” dan manipulatif.

Dengan bermain di area abu-abu regulasi, perusahaan bisa menyulap angka-angka keuangan sesuai kepentingan.

Contohnya, perusahaan dapat mengklasifikasikan utang sebagai pendapatan ditangguhkan, atau menyusun amortisasi aset agar terlihat menguntungkan dalam jangka pendek.

Praktik seperti ini memang sulit dideteksi karena secara formal tidak melanggar PSAK, tetapi mengaburkan substansi keuangan yang seharusnya disampaikan.

Tak jarang, creative accounting juga digunakan untuk menghindari pajak.

Dengan menyesuaikan struktur keuangan, perusahaan dapat menciptakan ilusi bahwa mereka memiliki laba yang lebih kecil, sehingga beban pajak juga ikut berkurang.

Ini jelas merugikan negara dan publik. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini menciptakan sistem ekonomi yang tidak adil dan menumpuk ketimpangan.

Lihat juga: Goodwill: Aset Tak Kasat Mata yang Bernilai Triliunan, Mahasiswa Akuntansi Harus Paham!

Saatnya Audit Independen dan Literasi Keuangan Publik Diperkuat

Realitas pahit di atas menunjukkan bahwa laporan keuangan belum sepenuhnya menjadi alat akuntabilitas yang dapat diandalkan.

Banyak perusahaan hanya menyusun laporan karena tuntutan regulasi, bukan sebagai bentuk tanggung jawab kepada publik atau pemegang saham.

Akibatnya, laporan menjadi sekadar formalitas, bukan transparansi. Peran auditor independen menjadi sangat penting untuk menilai apakah laporan benar-benar mencerminkan kondisi perusahaan.

Sayangnya, sejumlah kasus menunjukkan bahwa lembaga audit kadang tidak cukup kritis atau bahkan ikut terlibat dalam menyusun narasi positif atas data keuangan.

Ini mencerminkan konflik kepentingan yang harus segera diatasi melalui reformasi pengawasan dan kode etik profesi akuntansi.

Di sisi lain, masyarakat sebagai pengguna laporan keuangan juga perlu dibekali dengan literasi yang cukup.

Investor, mahasiswa, maupun pemangku kebijakan harus diajarkan membaca laporan secara kritis tidak hanya melihat laba bersih, tetapi juga memeriksa catatan atas laporan keuangan, rasio-rasio penting, dan tren jangka panjang.

Tanpa partisipasi publik yang melek akuntansi, transparansi akan terus dimanipulasi secara halus.

Laporan keuangan seharusnya menjadi cermin kejujuran perusahaan, bukan alat untuk membangun ilusi.

Selama regulasi memiliki celah, pengawasan longgar, dan orientasi bisnis hanya pada laba, praktik manipulatif akan terus terjadi.

Jika ingin membangun iklim ekonomi yang sehat, kita harus mulai dari satu hal paling mendasa menyampaikan data dengan jujur, bukan dengan rekayasa angka.

Upaya menuju transparansi sejati harus melibatkan semua pihak, mulai dari regulator, akuntan, hingga masyarakat pengguna informasi.

Pendidikan etika profesi dan penguatan sanksi terhadap manipulasi laporan perlu menjadi prioritas.

Hanya dengan sistem yang tegas dan kesadaran kolektif, laporan bisa kembali menjadi alat kontrol yang jujur dan terpercaya.

Penulis: Indah Nurul Ainiyah

Bertita Terkini

Audit Internal di Persimpangan Jalan Antara Pencegah Korupsi atau Pelengkap Administrasi
July 21, 2025By
Puteri Agustin Raih Emas Ukir Prestasi Taekwondo di Porprov Jatim IX
July 17, 2025By
Goodwill: Aset Tak Kasat Mata yang Bernilai Triliunan, Mahasiswa Akuntansi Harus Paham!
July 1, 2025By
Aplikasi Hits di Kalangan Anak Akuntansi, Sudah Coba yang Mana?
June 28, 2025By
Meniti Karier Menguntungkan di Bidang Keuangan melalui Prodi Akuntansi Umsida
June 24, 2025By
Mahasiswa Akuntansi, Tapi Jago MC dan Public Speaking? Kenapa Tidak!
June 21, 2025By
Perwakilan Prodi Akuntansi UMSIDA Sukses Berpartisipasi dalam Konferensi Regional Akuntansi (KRA XII) 2025
June 18, 2025By
Rekomendasi Website dan Aplikasi Gratis untuk Mahasiswa Akuntansi
June 17, 2025By

Prestasi

Puteri Agustin Raih Emas Ukir Prestasi Taekwondo di Porprov Jatim IX
July 17, 2025By
Raih Wisudawan Terbaik, Maya Berbagi Kiat Sukses di Dunia Kuliah dan Bisnis
November 5, 2024By
Company Visit Mendorong Mahasiswa Agar Dapat Meraih Prestasi Melalui Lomba ASST Bandung
April 12, 2023By
NGOPI (Ngobrol Pintar Prodi Akuntansi UMSIDA) Bersama Mahasiswa ASST 2022
April 11, 2023By
Mahasiswi Prodi Akuntansi UMSIDA Sabet Juara 3 Lomba Esai Pajak
July 15, 2022By
Melewati Seleksi Ketat, Mahasiswa Prodi Akuntansi UMSIDA Masuk Dalam 10 Finalis Duta Anti Narkoba Sidoarjo 2022
July 12, 2022By
5 MAHASISWA AKUNTANSI MENGUKIR PRESTASI DENGAN MAGANG DI TELKOMSEL
January 5, 2022By