Akuntansi.umsida.ac.id – Dalam era tata kelola keuangan yang semakin kompleks, akuntabilitas dan transparansi menjadi aspek utama dalam menjaga kepercayaan publik terhadap lembaga nirlaba. Hal ini disampaikan oleh Eny Mary SE MA CRP ACPA, dosen Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), dalam guest lecture di Fakultas Ekonomi dan Muamalat Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) pada Selasa (8/10/2025).
Pentingnya Standar Akuntansi untuk Entitas Nirlaba
Dalam presentasi bertajuk “ISAK 335 Financial Report: Presentation of Financial Statements for Non-Profit Entities”, Eny menjelaskan bagaimana standar akuntansi ISAK 335 berperan penting dalam mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi lembaga nirlaba.

“Laporan keuangan bukan hanya alat administrasi, tetapi wujud tanggung jawab lembaga terhadap publik dan pemangku kepentingan yang mempercayakan dananya,” ujarnya di hadapan mahasiswa dan dosen USIM.
Eny menegaskan bahwa ISAK 335 memberikan pedoman bagi organisasi nirlaba, seperti yayasan, lembaga sosial, atau institusi pendidikan, agar mampu menyajikan laporan keuangan yang jelas dan mudah dipahami.
Standar ini menekankan kejujuran dalam penyajian aset, kewajiban, serta dana hibah yang diterima, baik yang bersifat terikat maupun tidak terikat.
Membedah Komponen Laporan Keuangan dalam ISAK 335
Dalam paparannya, Eny menjelaskan lima komponen utama dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan ISAK 335, yaitu Comprehensive Income Statement, Statement of Financial Position, Cash Flow Statement, Statement of Changes in Net Assets, dan Notes to Financial Statements.

Menurutnya, laporan keuangan komprehensif berfungsi menggambarkan aktivitas lembaga dalam satu periode akuntansi secara menyeluruh mulai dari penerimaan hingga pengeluaran dana.
“Melalui laporan ini, lembaga nirlaba bisa menunjukkan sejauh mana dana publik digunakan secara efektif untuk mencapai tujuan sosialnya,” jelasnya.
Komponen kedua, Statement of Financial Position, menggambarkan aset, liabilitas, dan ekuitas yang dimiliki lembaga.
Sementara itu, Cash Flow Statement menjadi alat penting untuk memantau arus kas operasional, investasi, dan pembiayaan agar transparansi keuangan tetap terjaga.
Eny juga menyoroti pentingnya Statement of Changes in Net Assets dalam pelaporan hibah dan sumbangan.
Jika hibah diterima dengan syarat tertentu misalnya untuk penggunaan khusus atau periode tertentu maka dana tersebut dicatat sebagai aset terikat (restricted net asset).
Setelah syarat terpenuhi, dana itu diklasifikasikan ulang menjadi aset tidak terikat (unrestricted net asset).
“Perlakuan akuntansi semacam ini penting agar masyarakat memahami mana dana yang masih dalam proses pemanfaatan dan mana yang telah digunakan sesuai peruntukannya,” tambah Eny.
Lihat juga: Dr Vinda Maya Ungkap Strategi Efektif Media Relations untuk Membangun Kepercayaan Publik di Era Digital
Transparansi sebagai Wujud Akuntabilitas Lembaga
Lebih jauh, Eny menjelaskan bahwa penyusunan laporan keuangan nirlaba tidak hanya soal angka, tetapi juga menyangkut kepercayaan publik terhadap lembaga pengelola dana.
Dalam konteks lembaga sosial dan pendidikan, kejelasan laporan keuangan menjadi bukti komitmen terhadap prinsip tata kelola yang baik (good governance).
Menurutnya, lembaga nirlaba harus memastikan bahwa seluruh aktivitas keuangannya terdokumentasi dengan baik agar tidak menimbulkan kecurigaan atau kesalahpahaman publik.
“Keterbukaan laporan keuangan bukan hanya kewajiban moral, tetapi kebutuhan strategis untuk mempertahankan kredibilitas lembaga di mata masyarakat,” ujar Eny.
Ia menambahkan bahwa lembaga yang menjalankan transparansi keuangan dengan baik akan lebih mudah memperoleh kepercayaan dari donatur, mitra, dan pemangku kepentingan lainnya.
Hal ini juga berdampak positif pada keberlanjutan program sosial yang dijalankan lembaga tersebut.
Kegiatan guest lecture ini menjadi ajang pertukaran pengetahuan antara Umsida dan USIM mengenai implementasi standar akuntansi nirlaba di tingkat internasional.
Di akhir pemaparannya, Eny menyampaikan harapannya agar penerapan ISAK 335 dapat memperkuat budaya akuntabilitas di lembaga-lembaga nirlaba, khususnya yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial.
“Transparansi adalah fondasi utama dalam membangun kepercayaan publik. Melalui laporan keuangan yang jujur dan profesional, lembaga nirlaba dapat membuktikan kontribusi nyatanya bagi masyarakat,” tutup Eny.
Eny menekankan bahwa penerapan standar ISAK 335 tidak hanya meningkatkan akuntabilitas, tetapi juga memperkuat kredibilitas lembaga nirlaba di tingkat global.
Dengan adanya transparansi dan tata kelola yang baik, diharapkan lembaga nirlaba dapat semakin dipercaya dalam mengelola dana sosial untuk mencapai tujuan kemanusiaan yang lebih besar.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah


















