Akuntansi.umsida.ac.id – Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Imelda Dian SE MAk, menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan guest lecture bertajuk “Islamic Accounting and Its Application in Modern Era” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Muamalat Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) pada selasa (08/10/2025).
Kegiatan ini menjadi ajang kolaborasi akademik lintas negara yang menegaskan pentingnya integrasi antara ilmu akuntansi konvensional dan nilai-nilai Islam dalam praktik bisnis global.
Dalam sesi yang diikuti mahasiswa serta dosen USIM, Imelda membagikan perspektifnya tentang bagaimana akuntansi tidak hanya berfungsi sebagai alat pencatat transaksi keuangan, tetapi juga sebagai sarana menjaga amanah dan keadilan sosial.

“Akuntansi Islam menempatkan nilai moral sebagai landasan utama dalam setiap pencatatan. Ia bukan sekadar angka, tetapi refleksi tanggung jawab manusia kepada Allah dan sesama,” ujarnya dalam pemaparannya.
Akuntansi sebagai Cerminan Amanah dan Nilai Spiritual
Dalam presentasinya, Imelda menekankan bahwa praktik akuntansi seharusnya tidak terjebak pada kepentingan laba semata.
Melalui pendekatan berbasis syariah, akuntansi justru menjadi instrumen spiritual yang mencerminkan keseimbangan antara dunia dan akhirat.
Ia menyoroti bahwa konsep accountability dalam akuntansi Islam mencakup tiga dimensi: kepada Allah (habluminallah), kepada sesama manusia (habluminannas), dan kepada lingkungan.

“Ketika laporan keuangan disusun dengan niat ikhlas dan prinsip transparansi, maka proses itu sendiri sudah menjadi bentuk ibadah,” jelasnya.
Pandangan tersebut mengajak peserta untuk menafsir ulang profesi akuntan sebagai profesi yang menjunjung nilai kejujuran, amanah, dan tanggung jawab sosial.
Selain itu, Imelda juga menyoroti pentingnya integrasi kurikulum akuntansi di perguruan tinggi agar tidak hanya menekankan sisi teknis, tetapi juga membentuk karakter dan etika mahasiswa sebagai calon akuntan Muslim.
Ia memberi contoh bagaimana Umsida berupaya menginternalisasikan nilai-nilai Islam ke dalam pembelajaran akuntansi melalui mata kuliah Ethics in Islamic Accounting dan pembiasaan reflektif terhadap makna tanggung jawab profesi.
Lihat juga: Uji Kompetensi LSP: Langkah Nyata Umsida Siapkan Lulusan Siap Kerja
Menyongsong Era Akuntansi Islam di Era Global
Di tengah perkembangan ekonomi global yang semakin kompleks, Imelda menyampaikan bahwa akuntansi Islam memiliki peluang besar untuk tampil sebagai sistem alternatif yang lebih etis dan berkeadilan.
Dengan tumbuhnya lembaga keuangan syariah di berbagai negara, termasuk Malaysia dan Indonesia, kebutuhan terhadap akuntan yang memahami prinsip syariah semakin mendesak.
Menurutnya, penguatan kompetensi lintas negara menjadi langkah strategis untuk melahirkan generasi akuntan Muslim yang adaptif, visioner, dan berwawasan internasional.
“Kerja sama seperti antara Umsida dan USIM membuka ruang dialog ilmiah yang memperkaya pemahaman mahasiswa terhadap praktik akuntansi yang sesuai maqashid syariah,” ungkap Imelda.
Ia juga menegaskan bahwa digitalisasi dan perkembangan artificial intelligence (AI) tidak boleh menggeser nilai-nilai spiritual dalam praktik akuntansi.
Justru, kemajuan teknologi perlu dimanfaatkan untuk memperkuat transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas yang sesuai dengan prinsip keadilan Islam.
Membangun Jembatan Keilmuan dan Kolaborasi
Kegiatan guest lecture ini menjadi bukti nyata sinergi antara dua institusi pendidikan Islam dalam membangun jembatan keilmuan lintas negara.
Melalui dialog akademik tersebut, mahasiswa USIM dan Umsida mendapatkan wawasan baru tentang pentingnya nilai moral dalam pengelolaan keuangan modern.
Imelda berharap agar kolaborasi seperti ini tidak berhenti pada tataran akademik, tetapi juga berlanjut dalam riset bersama dan pertukaran mahasiswa.
“Dengan saling belajar, kita tidak hanya memperluas wawasan, tapi juga memperkuat peran perguruan tinggi Islam dalam membangun peradaban ekonomi yang berkeadilan,” pungkasnya.
Kegiatan ini menjadi refleksi bahwa di era globalisasi, ilmu akuntansi tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan.
Sinergi antara Umsida dan USIM menjadi contoh konkret bagaimana perguruan tinggi Islam mampu menghadirkan solusi etis bagi tantangan ekonomi modern sebuah langkah maju menuju peradaban akuntansi yang tidak hanya cerdas secara finansial, tetapi juga berakhlak dan berkeadilan.
Melalui kolaborasi lintas negara ini, semangat intelektual dan moral yang dibawa Imelda Dian menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menebar manfaat lewat ilmu yang bermartabat.
Penulis: Indah Nurul Ainiyah


















